Friday, June 27, 2014

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FISIKA DASAR 2 KALORIMETER JOULE

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2
KALORIMETER JOULE

Disusun oleh :
1.      Yuspiter Ndruru             (062113034)
2.      Ningrum Listiani            (062113115)

KELOMPOK KELAS A
TANGGAL PRAKTIKUM
19 APRIL 2014
ASISTEN PRAKTIKUM
1.      Dra. Trirakhma, S.Msi.
2.      Rissa Ratimanjari, S.Si.

 




  


LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2014







BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
            1. Mengamati dan memahami proses perubahan energi listrik menjadi kalor.
            2. Menghitung faktor konversi energi  listrik menjadi kalor.

1.2 Dasar Teori
            Kalorimeter  adalah alat yang digunakan untuk mengukur  kalor. Kalorimeter umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat.
Beberapa jenis kalorimeter, yaitu :
*      Kalorimeter Alumunium
*      Kalorimeter Elektrik (digunakan untuk mengukur kalor jenis zat cair)
*      Kalorimeter gas
*      Kalorimeter bom

Energi listrik yang hilang dalam kawat tahanan besarnya adalah:

Energi Listrik :          

Keterangan:  
                     W = energi listrik (Joule)
                        V = tegangan listrik (Volt)
                          I = arus listrik (Ampere)
                          t = lama aliran listrik (Sekon)

HUKUM KEKEKALAN ENERGI
 Hukum kekekalan energi adalah salah satu dari hukum-hukum kekekalan yang meliputi energi kinetik dan energi potensial. Hukum ini adalah hukum pertama dalam termodinamika. Hukum Kekekalan Energi (Hukum I Termodinamika) berbunyi: "Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tapi tidak bias diciptakan ataupun dimusnahkan (konversi energi)".
Hukum kekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan dan  diciptakan melainkan hanya dapat diubah dari suatu bentuk energi kebentuk energi yang lain. Misalnya pada peristiwa gesekan energi mekanik berubah menjadi panas. Pada mesin uap panas diubah menjadi energi mekanik. Demikian pula energi listrik dapat diubah menjadi panas atau sebaliknya. Sehingga dikenal adanya kesetaraan antara panas dengan energi mekanik/listrik, secara kuantitatif hal ini dinyatakan dengan angka kesetaraan panas-energi listrik/mekanik.
Kesetaraan panas-energi mekanik pertama kali diukur oleh Joule dengan mengambil energi mekanik benda jatuh untuk mengaduk air dalam kalorimeter sehingga air menjadi panas. Energi listrik dapat diubah menjadi panas dengan cara mengalirkan arus listrik pada suatu kawat tahanan yang tercelup dalam air yang berada dalam kalorimeter.
           Kalor adalah suatu bentuk energi yang berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah ketika benda itu saling berhubungan. Benda yang menerima kalor, suhunya akan naik sedangkan benda yang melepas kalor, suhunya akan turun. Besarnya kalor yang diserap atau dilepas oleh suatu benda berbanding lurus dengan:
*      Massa benda
*      Kalor jenis benda
*      Perubahan suhu
Dalam satuan SI  kalor adalah joule. Satuan kalor yang lain adalah kalori. Kesetaraan joule dan kalori adalah sebagai berikut:

1 joule  = 0,24 kalori
1 kalori = 4,184 joule

 
 

          


           1 kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu 1oC air murni yang massanya 1 gram. Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan 1 kg zat sebesar 1K atau 1oC.

           Panas/kalor adalah salah satu bentuk energi. Banyaknya panas yang diperlukan suatu benda untuk menaikkan suhunya sangat bergantung pada kapasitas panas, C, dari bahan benda tersebut. Secara matematis dituliskan :
C =                             
Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu :
c =                               
           Panas jenis merupakan salah satu sifat termometrik benda. Untuk selang suhu yang tak terlalu besar, biasanya c dapat dianggap konstan, sehingga apabila suatu benda bermassa m, panas jenis bahannya c dan suhunya T1 maka untuk menaikkan suhunya menjadi T2 diperlukan panas sebesar :
Q = m.c. ∆T
               
Keterangan:
            Q = jumlah kalor (Joule)
                        m = massa zat (gram)
                      ΔT = perubahan suhu (takhir-tawal)
             c = kalor jenis


           Bila sebuah benda dengan suhu tertentu disinggungkan benda lain yang suhunya lebih rendah maka dalam selang waktu tertentu suhu kedua benda tersebut akan menjadi sama (setimbang). Hal ini terjadi karena benda yang bersuhu lebih tinggi memberikan panasnya ke benda yang bersuhu lebih rendah. Berdasarkan hukum kekekalan energi jumlah panas yang diberikan sama dengan jumlah panas yang diterima oleh benda yang bersuhu lebih rendah (asas Black). Sejumlah air yang telah diketahui massanya, dipanaskan dengan menggunakan kompor listrik. Air yang suhunya lebih tinggi ini dimasukkan ke dalam kalorimeter yang berisi air, massa air dingin sudah ditimbang terlebih dahulu. Dalam hal ini air dingin dan kalorimeter adalah dua benda yang bersuhu sama yang akan menerima panas dari air panas.


Menurut asas Black diperoleh bahwa:
               Qlepas  =  Qterima
m2c(T2-Ta) = m1c (Ta-T1)

Keterangan :
              m1 = massa air dingin dengan suhu T1
              m2 = massa air panas dengan suhu T2
                c = panas jenis air (1 kal/g.oC ± 1 %)
                         Ta = suhu akhir         
Maka energi listrik yang dilepaskan akan diterima oleh air dalam kalorimeter dan kalorimeter itu sendiri, sehingga akan terjadi perubahan panas pada air dan kalorimeter.
                                            
HUBUNGAN ENERGI LISTRIK DENGAN ENERGI KALOR
Persamaan yang digunakan dalam menghitung energi kalor adalah:
Q = mc  (T2 – T1)
Sesuai dengan hukum kekekalan energi maka berlaku persamaan :
   W = Q
IRIt = mc(T2 – T1)
Keterangan :
                   I = kuat arus listrik (A)
                  R = Hambatan (Ohm)
                   T = waktu yang dibutuhkan (Sekon)
                 m = massa (Kg)
                  c =  kalor jenis (J/ kg C)
                T1 = suhu mula - mula (C)
                T2 = suhu akhir (C)



BAB II
ALAT DAN BAHAN
2.1 Alat

 Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu :
ü  Kalorimeter Joule
ü  Sumber tegangan searah
ü  Termometer
ü  Amperemeter dan voltmeter
ü  Kabel-kabel penghubung
ü  Hambatan depan
2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu :
ü  Air













BAB III
METODE PERCOBAAN
Dalam percobaan ini metode/langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
1.      Dicatat suhu, tekanan udara, dan kelembaban ruangan sebelum dan sesudah percobaan.
2.      Ditimbang kosong dan pengaduknya.
3.      Ditimbang kalorimeter berisi air untuk mengetahui massa air dalam kalorimeter.
4.      Dibuat rangkaian listrik sesuai petunjuk asisten dosen.
5.      Diatur Rd dan E untuk mendapatkan harga arus dan tegangan.
6.      Diamati suhu awal calorimeter ( t1 ).
7.      Dijalankan arus selama kira-kira 15 menit.
8.      Diamati suhu air kalorimeter yang kedua ( t2 ).
9.      Dimatikan arus dan diamati penurunan shu selama waktu yang digunakan pada langkah no. 7.
10.  Diganti air yang ada dalam kalorimeter, timbang kalorimeter yang berisi air ( isilah kalorimeter dengan massa air yang berbeda dengan percobaan terdahulu).
11.  Diulangi langkah no. 6 s/d no. 9.
12.  Diulangi percobaan ini dengan merubah arus dan waktu yang digunakan.












BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Nama Percobaan                  : Kalorimeter Joule
Tanggal Percobaan              : 19 April 2014
Nama Asisten                      : 1. Dra. Trirakhma S.Msi
                                               2. Rissa Ratimanjari S.Si

Nama Mahasiswa                : 1. Yuspiter Ndruru     (062113034)
                                               2. Ningrum Listiani   (062113115)




Keadaan ruangan


P (cm) Hg

T (0C)

C (%)

Sebelum Percobaan


75,7 cmHg

25,5 0C

69 %

Sesudah Percobaan


75,6 cmHg

27,5 0C

60 %

4.1 Data  Pengamatan

No
Massa kaliometer kosong (gr)

Masa air

Volt

I(A)

t





W (J)

Q (J)

C

1

33,1

23

2,5

1,5

26,5

39

34,7

4,3

43,3

2,250

2129,69132


1,0565

2


33,1

23,1

2,5

1,5

26,5

38

34

4,1

42

2,250

1964,89377

1,145


2,250


2047,29254

1,10075



Percobaan 1
No
t ( detik )
T ( suhu ) kenaikan
T ( suhu ) penurunan
1
0
26,5
-
2
60
29
38,3
3
120
31
37,9
4
180
32,2
37
5
240
33,5
36,9
6
300
34,5
36,2
7
360
35,5
35,9
8
420
36,5
35,5
9
480
37,5
35
10
540
38,5
34,8
11
600
39
34,7

Percobaan 2
No
t ( detik )
T ( suhu ) kenaikan
T ( suhu ) penurunan
1
0
26,5
-
2
60
28,2
37,5
3
120
30
37
4
180
31,2
36,5
5
240
32,5
36
6
300
33,2
35,8
7
360
34,5
35,2
8
420
35,5
34,8
9
480
36,5
34,5
10
540
37
34,1
11
600
38
34

4.2   Perhitungan

Note :
Ca         : 1 kal /g0C
Cal        : 0,217 kal / g0C
1 Joule  : 0,24 kal
1 kal       : 4,2 Joule


·        Perhitungan untuk Percobaan 1

v  Massa kalorimeter kosong =  33,1
v  Massa air  =  23
v  Volt          =  2,5
v  I (A)         =  1,5
v  T1                   =  26,5
v               =  39
v               =  34,7

a. Perhitungan untuk  0C)
v        =  -
             = 39 – 34,7
             = 4,3 0C
b. Perhitungan untuk   (0C)
v          = -
             = 4,3 + 39
             = 43,3 (0C)
c. Perhitungan untuk energi listrik (W)
v  W        =  V . I . t
                                    = 2,5.1,5.600
                                    = 2,250 Joule
d. Perhitungan untuk  kalor (Q)
v  Q         =  m. c.
            = {(ma . ma) + (mk . ck)} . (T2 – T1)
                                    =  {(23.1) + (33,1 . 0,217)} . (43,3 – 26,5 )
                                    =  ( 23 + 7,1827 ) . 16,8
                                    =  30,1827 . 16.8
                                   =  507,06936 kalori
                                   =  507,06936 . 4,2
                                   =  2129,691312 Joule
e. Perhitungan untuk faktor koreksi (C)
v  C         =
                                    =  
                                     = 1,0565        
Perhitungan untuk Percobaan 2
v  Massa kalorimeter kosong = 33,1
v  Massa air  =  23,1
v  Volt          =  2,5
v  I (A)         =  1,5
v  T1             =  26,5
v             =  38
v              =  34

a. Perhitungan untuk  (0C)
v        =  -
            = 38 – 34
                                    = 4 (0C)
b. Perhitungan untuk   (0C)
v          = +  
            = 4 + 38
            = 42 (0C)


c. perhitungan untuk energi listrik (W)
v  W        =  V . I . t
                                    =  2,5 . 1,5 . 600
                                    =  2,250 Joule
d. Perhitungan untuk kalor (Q)
v  Q         =  m . c .
            =  {(ma . ma) + (mk . ck)} . (T2 – T1)
                                    =  {(23 . 1) + (33,1 . 0,217)} . ( 42 – 26,5 )
                                    =  ( 23 + 7,1827 ) . 15,5
                                    =  30,1827 . 15,5
                                    =  467,83185 kalori
                                    =  467,83185 . 4,2
                                    = 1964,89377 Joule
e. Perhitungan untuk faktor koreksi (C)
v  C         =
                                    =
                                     =  1,145
        Mencari    W, Q, dan C dari kedua percobaan
a. Perhitungan untuk   energi listrik (W)
v   
                                    =   
                                    = 2,250 Joule

b. Perhitungan untuk   kalor (Q)
v  
                                   =  
                                    =  2047,292541 Joule
c. Perhitungan untuk  faktor koreksi (C)
v   
                       =   
                                =  1,10075














BAB V
PEMBAHASAN



















BAB VI
KESIMPULAN


















DAFTAR PUSTAKA

Tiper, Paul A.1991. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga
Alonso, Maecello & Edward J. 1980. Dasar-dasar Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga
Hilliday, David & Robert Resnick. 1985. Fisika. Jakarta : Erlangga


1 comment: